Perkembangan iptek sejalan dengan laju peradaban manusia di muka bumi. Sejalan dengan berkembangnya zaman, iptek yang pada awalnya adalah salah satu kebudayaan manusia, sekarang menjadi pencipta suatu alat untuk membantu aktivitas manusia.
Sejarah perkembangan iptek dapat dibuat periodisasinya sebagai berikut:
1. Zaman prasejarah (4 juta tahun yang lalu)
Pada zaman prasejarah atau yang dikenal dengan zaman batu, telah lahir iptek yaikni dengan berkembangnya kemampuan mengamati, membedakan, memilih, dan melakukan percobaan. Berdasarkan proses tersebut, lambat laun terciptalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan, misalnya pembuatan alat-alat untuk berburu dari batu. Dan terus alat-alat tersebut disempurnakan untuk memperoleh buruan yang maksimal.Semula hasil buruan tersebut dikumpulkan dan dimakan langsung. Namun setelah mereka mengenal api, mereka mennggunakannya untuk memesak hasil buruan tersebut. Hal ini mendorong mereka membuat periuk dan barang pecah lainnya. Kemudian dalam perkembangannya mereka mulai bercocok tanam dan bertani dengan peralatannya yang juga meningkat dari menggunakan batu sampai menggunakan logam (perunggu dan besi). Ilmu pengetahuannya pun semakin meningkat, dari kemampuannya menulis dan menghitung berkembang dan mulai mengenal hal-hal yang berkaitan dengan sistem kalender.
2. Zaman Yunani (600-200 SM)
Pada zaman inilah ditemukan ahli-ahli dari ilmu yang sekarang dipelajari. Seperti ilmuwan yang bernama pythagoras (580-500 SM) yang telah menciptakan hukum atau dalil Pythagoras yang mendasari ilmu matematika. Sokrates (470-399 SM), Plato (427-347 SM) dan muridnya Aristoteles (384-322 SM). Di zaman ini pula terdapat ilmuwan fisika yang melahirkan ilmu yang sangat penting. Diantaranya : Eulid (330 SM) yang menciptakan ilmu ukur dan dususunnya secara cermat. Archimides (287-212 SM) yang menemukan gaya angkat dalam air, yang sering kita kenal sebagai gaya archimides.
3. Zaman Pertengahan (31 SM -628 M)
Pada zaman ini oleh para ilmuawan sering dinamakan zaman kegelapan. Hal ini disebabkan perkembangan ilmu pengetahuan yang sudah ada sejak zaman yunani menjadi terhenti di eropa. Karena Pada zaman tersebut berkembang pula kristen yang berkuasa di eropa yang menyebabkan semua kehidupan diatur dengan doktrin gereja atau hukum dan ketenteuan tuhan. Akibatnya manusia menjadi bebas berfikir. Sehingga menyebabkan kemunduran bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
b. Setelah Islam datang
Masa kejayaan itu bermula saat Rasulullah mendirikan pemerintahan Islam, yakni Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah. Tongkat kepemimpinan bergantian dipegang oleh Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khaththab, Usman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, dan seterusnya. Pada masa selanjutnya yaitu pada masa bani umayyah disinilah umat islam mengalami kemajuan pada IPTEK. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa Bani Umayyah pada umumnya berjalan seperti di zaman permulaan Islam, hanya pada perintisan dalam ilmu logika, yaitu filsafat dan ilmu eksata.[1] Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa ini masih berada pada tahap awal, yang merupakan masa inkubasi. Para pembesar Bani Umayyah kurang tertarikm pada ilmu pegetahuan kecuali Yazid bin Mua’wiyah dan Umar bin Abdul Aziz. Ilmu yang berkembang di zaman Bani Umayyah adalah ilmu syari’ah, ilmu lisaniyah, dan ilmu tarikh. Selain itu berkembang pula ilmu qiraat, ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu nahwu, ilmu bumi, dan ilmu-ilmu yang disalin dari bahasa asing. Pada masa bani abassiyah disinilah masa keemasan islam. Lahirlah pada masa ini sekian banyak penyair, pujangga, ahli bahasa, ahli sejarah, ahli hukum, ahli tafsir, ahli hadits, ahli filsafat, thib, ahli bangunan dan sebagainya.
Masa Daulah Abbasiyah adalah masa di mana umat Islam mengembangkan ilmu pengetahuan, suatu kehausan akan ilmu pengetahuan yang belum pernah ada dalam sejarah. Kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan merefleksikan terciptanya beberapa karya ilmiah seperti terlihat pada alam pemikiran Islam pada abad ke-8 M. yaitu gerakan penerjemahan buku peninggalan kebudayaan Yunani dan Persia. Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan berharga. Para khalifah dan para pembesar lainnya membuka kemungkinan seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada umumnya khalifah adalah para ulama yang mencintai ilmu, menghormati sarjana dan memuliakan pujangga.
4. Zaman modern (1518 M- sekarang)
Komentar
Posting Komentar